Kejadian
ini terjadi sekitar akhir 2005 silam, waktu itu saya masih tinggal di
Tamalanrea dekat unhas, biasalah pulang dari kantor sampai larut malam
bahkan hampir subuh.
Waktu itu salah satu teman kantor (opan) numpang diantar ke Antang (salah satu daerah di makassar), saya lupa jam berapa kejadiannya, yang pasti waktu itu jalan yang kami lewati sudah sangat sepi, hanya satu dua kendaraan saja yang melintas. Setelah mengantar teman tadi, saya pun langsung bergegas pulang, kebetulan jalan yang akan saya lintasi melewati 3 kompleks pekuburan, pekuburan islam, pekuburan kristen dan kompleks pekuburan china.
Waktu itu salah satu teman kantor (opan) numpang diantar ke Antang (salah satu daerah di makassar), saya lupa jam berapa kejadiannya, yang pasti waktu itu jalan yang kami lewati sudah sangat sepi, hanya satu dua kendaraan saja yang melintas. Setelah mengantar teman tadi, saya pun langsung bergegas pulang, kebetulan jalan yang akan saya lintasi melewati 3 kompleks pekuburan, pekuburan islam, pekuburan kristen dan kompleks pekuburan china.
Saat
melewati kompleks pekuburan kristen, tiba-tiba seorang perempuan
melambaikan tangan dan menghentikan laju motor, secara fisik saya sudah tahu
kalau dia perempuan warga keturunan (china), parasnya cantik, umurnya
sekitar 20an dengan rambut lurus khas gadis china hampir sampai di
pinggang. Waktu itu saya tidak berpikir panjang dan tanpa berpikir
macam-macam, saya hanya berniat memberi tumpangan dan setelah itu pulang
ke rumah. Dia cuma bilang “ikutka ke depan” sambil menunjuk kearah yang
akan saya lewati, saat saya sodorkan helm dia cm bilang “nda usah, dekatji di depan!!”.
Kami berdua pun jalan, dan sekali lagi tanpa ada pikiran lain di otakku selain ingin cepat sampai ke rumah. Dua menit berlalu bersama gadis china tadi, tanpa pembicaraan kecuali satu pertanyaan dari dia ”kenapa tengah malam begini baru pulang? Dari manaki?” dan sebuah jawaban singkat dari saya ”biasa.. begadang di kantor”. Persis setelah jawaban itu dia kemudian berucap setengah teriak yang membuat saya kaget dengan ucapannya ”kanan!!” sambil menunjuk kearah gerbang kompleks pemakaman china yang kebetulan tepat berada di samping kanan kami.
Tanpa pikir panjang arah motor saya alihkan belok kanan dan masuk ke gerbang kompleks makam, sambil saya mencoba perpikir dan sedikit mengundang reaksi dari logika ”ini kan kompleks makam???”.. pikirku..
Kami berdua pun jalan, dan sekali lagi tanpa ada pikiran lain di otakku selain ingin cepat sampai ke rumah. Dua menit berlalu bersama gadis china tadi, tanpa pembicaraan kecuali satu pertanyaan dari dia ”kenapa tengah malam begini baru pulang? Dari manaki?” dan sebuah jawaban singkat dari saya ”biasa.. begadang di kantor”. Persis setelah jawaban itu dia kemudian berucap setengah teriak yang membuat saya kaget dengan ucapannya ”kanan!!” sambil menunjuk kearah gerbang kompleks pemakaman china yang kebetulan tepat berada di samping kanan kami.
Tanpa pikir panjang arah motor saya alihkan belok kanan dan masuk ke gerbang kompleks makam, sambil saya mencoba perpikir dan sedikit mengundang reaksi dari logika ”ini kan kompleks makam???”.. pikirku..
Sepersekian
detik kedepan saya sudah melintasi sebuah portal yang memang ada di
gerbang kompleks makam tersebut, dan kejadian berikutnya sungguh di luar
nalar saya. Apa yang saya lihat sungguh sangat tidak masuk di logika,
tapi mata saya pun tidak bisa berbohong, karena di depan mata saya terpampang
pemandangan sebuah kompleks megah, teratur, dengan rumah-rumah yang
besar dan lampu-lampu jalan yang sangat terang.. sy
berada dalam kompleks elite tapi tidak tau di daerah mana? Yang saya tahu,
tempat saya berada sekarang adalah sebuah kompleks makam..tapi..???..
Masih
dalam perdebatan antara logika dan kenyataan, setengah sadar dan
seakan-akan ini semua hanya halusinasi, tapi ini sungguh nyata..
Gadis china tadi (saya belum sempat tahu namanya siapa?) masih ada di belakang saya. Waktu itu saya hanya menuruti petunjuk dia untuk terus melewati jalan utama di kompleks itu sampai di blok paling ujung kemudian belok kanan lagi melewati sederet rumah-rumah megah di samping kiri dan kanan, tepat di rumah ketiga dari ujung, di depan rumah di sisi kiri dia menyuruh saya menghentikan motor dan berkata ”inimi rumahku, di sinimi..”
Gadis china tadi (saya belum sempat tahu namanya siapa?) masih ada di belakang saya. Waktu itu saya hanya menuruti petunjuk dia untuk terus melewati jalan utama di kompleks itu sampai di blok paling ujung kemudian belok kanan lagi melewati sederet rumah-rumah megah di samping kiri dan kanan, tepat di rumah ketiga dari ujung, di depan rumah di sisi kiri dia menyuruh saya menghentikan motor dan berkata ”inimi rumahku, di sinimi..”
Selanjutnya,
dia turun dari motor, saya memutar haluan karena di depan saya sebuah
jalan buntu dengan tembok yang sangat tinggi. Dia masih berdiri di
depan sebuah rumah sambil menunggu saya memutar arah motor seakan ingin
menyampaikan sesuatu ”..trima kasih..di..!” dia juga sempat menyebutkan nama tapi saya hanya samar-samar
mendengar, dua kata dan hanya kata pertama yang agak jelas di ingatan
sy.. LIN atau LIEM..atau LING... semacam itulah..
Saya
pun pamit.. dan kejadian selanjutnya sungguh membuat saya semakin bingung
lagi, hanya mengedipkan mata sekali.. apa yang saya lihat di depan berubah menjadi pemandangan yang lain lagi.. Saya berada di tengah-tengah
kompleks pemakaman china yang gelap, suram, jalan berkerikil ditumbuhi
semak belukar.. bingung! Itu yang saya rasakan.. tp saya yakin saat itu saya sudah
sadar dan mata tidak tertipu lagi, inilah yang sebenarnya.. saya berada
di tengah-tengah kompleks pemakaman..
Sejenak saya terdiam sambil berucap lirih ”ALLAHU AKBAR...”
Mengumpulkan
sisa-sisa kesadaran dan setelah itu dengan perlahan saya jalankan motor..
jalan di sisi kiri-kanan yang tadi saya lewati berupa jalan aspal yang
rapi kini ternyata hanya jalan kerikil yang dipenuhi rumput liar,
rumah-rumah mewah yang tadi berdiri megah kini ternyata hanya hamparan
makam.. asli tidak masuk di akal....
Di ujung jalan kompleks, saat saya akan melewati portal, seorang lelaki tua berdiri di depan pos penjagaan (sebelum masuk ke kompleks tersebut memang ada pos penjagaan yang kosong) sambil tersenyum aneh ke arah saya..
Ditulis Di Makassar 15 Januari 2009
No comments:
Post a Comment