Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

Bunker Jepang, Peninggalan Jepang Yang Tak Terurus

Bunker Jepang, Peninggalan Jepang Yang Tak Terurus

Bunker Jepang peninggalan perang dunia kedua, terletak di kompleks perhubungan Kel. Bontoa, Kec. Mandai, Maros.



Selama ini saya cuma sering mendengar bila ada beberapa bunker peninggalan Jepang di sekitar Maros, cuma baru kali ini melihat langsung salah satu bunker tersebut.

Dan rasanya miris sekali melihat pemandangan di depan mata, sebuah saksi sejarah berusia puluhan tahun dibiarkan terbengkalai tak terurus, sekitar 30% bagian bunker sudah tertimbun tanah, mungkin karena kontur tanah pemukiman di sekitarnya yang tinggi (saat ini), sehingga area bunker menjadi genangan air saat curah hujan melimpah.


Saksi sejarah yang dibiarkan terbengkalai, tak ada pagar pelindung, atau papan info atau apa pun yang menandakan bahwa bangunan tersebut adalah peninggalan sejarah.

Di titik ini, ada 2 buah bunker yang berjarak sekitar 10 meter, kondisi fisik masih bagus. Saya teringat bunker yang ada di Kelurahan Lakkang, beberapa bunker kondisinya sudah rusak, karena konon waktu ditinggalkan Jepang, bunker-bunker tersebut diledakkan agar tidak dipakai lagi oleh siapa pun yang menduduki Indonesia selanjutnya.


Bunker di Bontoa ini masing-masing membentuk terowongan kecil, kira-kira setinggi 2 meter dengan lebar 1 meter, ketebalan beton sekitar 50-60cm. Bunker tersebut hanya bisa memuat tak lebih dari 20 orang (dalam posisi duduk), bentuknya yang menyerupai lorong kecil memang diperuntukkan untuk perlindungan dari serangan udara sekutu.

Nah, yang menjadi pertanyaan saya, apakah semua bunker peninggalan Jepang di Maros dan sekitarnya kondisinya sama seperti ini? Jangankan dipagari atau dilengkapi papan nama dan atribut lain yang menandakannya sebagai benda sejarah, sampah-sampah dan timbunan material dibiarkan teronggok di sisi bunker. Akhirnya akan tercipta kesan angker dan nilai historinya pun hilang karena bunker hanya menjadi tempat bermain ayam peliharaan warga sekitar.

Entah, pemerintah dan pihak terkait tau akan hal ini atau tidak? Atau mungkin peninggalan sejarah seperti ini tidak ada artinya bagi mereka? Wallahu a'lam.

No comments:

Bottom Ad [Post Page]