Sebuah impian masa kecil untuk menjejakkan kaki di seluruh
tanah pulau Sulawesi akhirnya terwujud. Impian yang sudah lama terpendam namun
tak pernah terwujud karena berbagai macam alasan, mulai dari rutinitas
pekerjaan, keluarga sampai masalah dana. Namun, Kamis 27 Februari 2014 akhirnya
impian tersebut dimulai, 30 Hari Jelajah Celebes.
Suatu malam di bulan November 2013, saya bersama istri
sedang menonton program acara di sebuah televisi swasta Nasional yang membahas
tentang seorang traveler yang membuat buku setelah berkeliling di pulau
Sumatera. Dari tontonan tersebut akhirnya memunculkan kembali impian lamaku
untuk juga berkeliling Sulawesi dan hasil dari perjalanan tersebut juga
nantinya akan dibuatkan buku. Iseng saya sampaikan maksud tersebut ke istri,
yang tanpa diduga ternyata merestui keinginan tersebut. Akhirnya, yang menjadi
kendala terbesar selama ini (keluarga) sudah mengiyakan, selanjutnya adalah
dana. Proposal pun saya buat dan satu persatu saya tawarkan ke beberapa
sponsor. Alhamdulillah direspon dengan baik oleh 11 pihak di antaranya:
Telkomsel Area Pamasuka / @Tsel4U
Radio Madama 87,7 FM @madamaradio
Travelta / @travelTa_
Chambers Distro (Divisi Chambers Book) /
@chmbrs
Keiko Shop Makassar / @KeikoShop_Mksr
Percetakan Bengkel Kaos / @BengkelKaos
Ria Miranda Shop Makassar / @RiaMirandaMKSR
Le Jameela Shop Makassar / @le_jameela
Budapest Durian Makassar / @BudapestDurian
Macenning / @macenning_
Setelah melewati proses panjang dan penundaan selama tujuh
kali, akhirnya perjalanan 30 Hari Jelajah Celebes pun dimulai dari gedung
miring telkomsel jalan AP. Pettarani Makassar pada hari Kamis 27 Februari 2014
pukul 11.00 wita. Dengan mengendarai sepeda motor Bajaj Pulsar 135 keluaran
tahun 2010 perjalanan pun dimulai dengan membelah kota Makassar yang sedang
cerah hari itu.
Tidak ada destinasi utama di hari pertama ini, setelah
meninggalkan kota Makassar, perjalanan hari pertama akan langsung menuju ke
kota Pare-pare. Hanya beberapa destinasi umum yang sempat disinggahi di antaranya
sebuah pulau kecil nan unik di daerah Barru.
Pulau tersebut bernama pulau Putianging, berjarak sekitar 1
Mil dari dermaga Polejiwa desa Tellumpanua kecamatan Tanete Rilau kabupaten
Barru. Bila dilihat sekilas tidak ada yang istimewa dari pulau tersebut, sama
seperti pulau-pulau yang berada tak jauh dari lepas pantai pada umumnya. Namun
bila anda berada di atas pesawat yang menuju ke utara (Palu, Manado, Gorontalo
dan Luwuk) kemudian melihat ke bawah di sekitar kota kecil Pekkae kabupaten
Barru, atau bila anda melihat peta Sulawesi melalui aplikasi google earth atau
aplikasi sejenisnya, maka anda akan melihat sebuah pulau kecil dengan gugusan
karang di sekitarnya yang berbentuk hati (love), itulah pulau Putianging.
Sebelumnya, di kabupaten Pangkajene Kepulauan atau lebih
dikenal dengan nama kabupaten Pangkep, saya menikmati makan siang dengan
kuliner khas Pangkep, ikan bakar dan sop saudara. Kuliner tersebut memang
sangat melekat dengan daerah ini. Daerah ini memang dikenal sebagai penghasil
ikan bandeng terbesar di Sulawesi selatan, tambak warga yang luas sertah
kebutuhan nutrisi ikan bandeng tersaji dengan maksimal di daerah ini.
Sore hari, setelah melintasi jarak sekitar 100 KM, saya
beristirahat sejenak memanjakan diri di sebuah persinggahan di daerah Bojo di
wilayah kota Pare-pare. Tempat tersebut sebenarnya adalah kawasan SPBU yang
bagian belakangnya disulap menjadi resting area. Sebuah warung makan dengan
beberapa bale-bale tempat pengunjung berbaring untuk sejenak meluruskan badan,
menjadi magnet utama bagi warga pengguna jalan yang melintas di trans Sulawesi.
Harga menunya juga sangat bersahabat untuk semua kelas.
Pukul 17.00 saya pun tiba di kota Pare-pare, tujuan pertama
adalah berkunjung ke kantor polres kota Pare-pare, tapi karena sudah sore jadi
sebagian besar staf polres kota Pare-pare sudah meninggalkan kantor, akhirnya
saya hanya bertemu dengan beberapa petugas lantas polres Pare-pare. Setelah
bertemu, meminta tanda tangan dan berfoto bersama Kepala Urusan Bin Ops Lantas
Polres Pare-pare Bapak Iptu Djamaluddin Kasim, perjalanan pun saya lanjutkan ke
Grapari Telkomsel Pare-pare. Sekedar bersilaturrahmi dengan staf Grapari
Telkomsel yang juga sebagai salah satu sponsor ekspedisi 30 Hari Jelajah
Celebes.
Senja di kota Pare-pare saya habiskan dengan menikmati
sunset ditemani segelas jus alvokad di tepi pantai Senggol. Suasana yang tenang
tak seramai kota Makassar, mengingatkan saya akan kota Makassar 11 tahun yang
lalu waktu pantai Losari masih dipenuhi dengan tenda-tenda warung sehingga
digelari warung terpanjang di dunia.
Ditulis di Pare-pare, 27 Februari 2014
*Lanjut baca "Hari Kedua 30 Hari Jelajah Celebes"
Ditulis di Pare-pare, 27 Februari 2014
*Lanjut baca "Hari Kedua 30 Hari Jelajah Celebes"
No comments:
Post a Comment