Sabtu pagi 21 September 2013, 24 orang rombongan @Jalan2Seru_Mksr
sudah memenuhi salah satu dermaga di pelabuhan rakyat Paotere.
Setelah bernegosiasi dengan Bapak Muhaji sang pemilik perahu mereka pun sibuk mengatur barang bawaan ke dalam palka perahu, begitu juga dengan persediaan air tawar, tak kurang ada enam galon yang mereka siapkan.
Setelah bernegosiasi dengan Bapak Muhaji sang pemilik perahu mereka pun sibuk mengatur barang bawaan ke dalam palka perahu, begitu juga dengan persediaan air tawar, tak kurang ada enam galon yang mereka siapkan.
Tepat
pukul 09:45 perahu P. BADI dengan kapasitas hingga 30 orang tersebut
mulai melaju membelah ombak selat Makassar menuju ke arah barat daya ke
Pulau Kodingareng Keke. Menurut salah satu kru perahu, dalam kondisi
normal (ombak tidak besar) perjalanan hanya membutuhkan waktu sekitar 30
menit, dengan estimasi jarak 15 KM berarti kecepatan perahu sekitar 30
Km /jam, tapi saat kami berangkat katanya kondisi angin dan ombak sedang
ganas-ganasnya di perairan selat Makassar.
Betul
saja, baru sekitar 5 menit kami berlayar, guncangan demi guncangan
mulai kami rasakan. Tenda-tenda di lambung kiri kanan perahu yang
tadinya digulung kini mulai dibuka untuk menghalangi percikan air laut.
Di luar tampak buih putih hampir merata di semua puncak ombak, itu
pertanda bahwa angin betul-betul kencang saat itu. Dari perkiraan,
ketinggian ombak berkisar antara 1 – 2 meter, cukup membuat beberapa
dari kami memuntahkan sebagian isi perut.
Detik
detik selanjutnya ombak semakin menggila, ditambah lagi tiupan angin
yang membawa sebagian air ke delam perahu, sungguh pengalaman yang "gila"
bagi teman-teman yang baru kali ini merasakan digoyang ombak laut.
Sedikit menengok ke luar perahu, tampak dari lambung kanan pulau Barrang
Lompo, artinya Pulau Kodingareng Keke tujuan kami sudah dekat. Di
bagian haluan perahu kami tidak bisa melihat apa-apa, selain karena
ombak dan angin, juga karena bagian haluan ditutup terpal agar air laut
tidak masuk membasahi kami.
Tepat
pukul 10:30 sang nahkoda mulai memperlambat putaran mesin, terpal
pelindung mulai digulung kembali, tampaklah di depan kami Pulau
Kodingareng Keke memanjang dari utara ke selatan dengan pohon cemara
laut yang tak lebih dari 10 pohon, selebihnya hanya tumbuhan perdu yang
tumbuh liar di atas hamparan pasir. Perahu merapat ke pantai, sebenarnya
di pantai timur pulau ada dermaga, tapi Karena angin musim timur yang
bertiup cukup kencang akhirnya perahu merapat ke pantai barat yang
airnya masih teduh.
Pulau
Kodingareng Keke memang sangat istimewa, salah satu keistimewaannya
adalah kedua sisi pantai pulau mempunyai jenis pasir yang berbeda. Bila
kita berada di bagian utara Pulau Kodingareng Keke kita akan menikmati
pasirnya halus, sedangkan di bagian selatan pantainya dipenuhi
kerikil-kerikil kecil dan pecahan karang-karang halus. Keistimewaan
berikutnya adalah panorama alam yang harmonis dengan hamparan pasir
putih dan biru laut. Selanjutnya adalah kekayaan bawah lautnya yang
dihiasi oleh terumbu karang dan berbagai macam biota laut membuat
Kodingareng Keke menjadi tempat favorit bagi para penyuka diving dan
snorkeling.
Jika Air laut sedang surut, tampak dataran yang cukup luas di sisi sebelah barat dan barat daya Pulau Kodingareng. Perairan sebelah barat laut hingga 1,5 mil keluar dari Pulau Kodingareng Keke adalah perairan yang cukup luas dengan kedalaman kurang dari 5 meter, sedangkan perairan di sebelah timur dan selatan adalah perairan yang cukup dalam, alur pelayaran masuk dan keluar dari Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.
Di pulau kami bertemu dengan rombongan teman-teman dari @comasu_mks dan @ESpermonde. Mereka tidak berencana untuk menginap, sore hari menunggu ombak agak teduh baru mereka akan kembali ke Makassar. Artinya camping area yang terbatas di pulau Kodingareng Keke cukuplah untuk menampung rombongan kami yang 24 orang 10 tenda.
Selesai merapikan barang, satu persatu teman-teman mulai tergoda untuk ber-snorkeling. Di sisi timur pulau nampak ombaknya masih tinggi, sebagian teman-teman lebih memilih snorkeling di pantai barat meski pemandangan bawah laut di pantai timur lebih indah dan beraneka ragam. Sementara teman-teman lain yang takut kulitnya terbakar lebih memilih tidur-tiduran di hammock, belum ada tenda yang kami pasang, karena tiupan angin yang sangat kencang pasti akan menerbangkan tenda-tenda itu.
Puas ber-snorkeling
sampai sore, saatnya menikmati sunset yang pasti sangat indah sore itu.
Angin mulai bersahabat menjelang malam, mungkin karena sebentar lagi
sang bulan juga akan menampakkan sinarnya. Suasana yang sangat romantis,
di pulau tak berpenghuni, dengan deburan ombak dan tiupan angin laut
serta kilauan warna jingga dari matahari yang hampir tenggelam di ufuk
barat, inilah salah satu Surga Di Selatan.
Malam hari kami lewati dengan penuh canda, saling berbagi pengalaman, dan tak lupa berbagi makanan. 10 tenda telah terpasang, kami pun membagi diri sesuai dengan kapasitas tenda yang ada. Malam itu kami hanya mampu bertahan sampai pukul 24:00, mungkin karena kelelahan di perjalanan dan juga saat snorkeling. Kami pun menuju tenda masing-masing, mencari posisi yang enak buat malam pertama di Pulau Kodingareng Keke.
Pukul
05:30 semburat jingga di langit serta tiupan sepoi-sepoi dari timur
laut membangunkan saya untuk shalat subuh, sungguh nikmat suasana subuh
di pulau ini. Meski tak ada kokok ayam dan candaan burung-burung, namun
semua terbayar dengan suasana pagi yang beda. Sebagian teman-teman mulai
terbangun dari tidur yang sangat nikmat semalam, sebagian mulai
menyiapkan sarapan di dapur utama di sisi bak sampah (untuk melindungi
api kompor dari tiupan angin). Melihat ombak yang tak lagi tinggi
seperti kemarin, saya pun memulai snorkeling di pantai timur.
Betul-betul surga bawah laut, aneka biota laut hilir mudik tanpa
canggung di hadapan saya. Sesekali bersembunyi di antara karang-karang
cantik. Pagi yang indah di Pulau Kodingareng Keke.
Pukul
09:30 perahu mulai beranjak meninggalkan pulau, tiga ekor kucing
penghuni Pulau Kodingareng Keke kembali kesepian dan tanpa bekal
makanan, kembali menanti pengunjung pulau atau nelayan yang singgah
member sisa makanan. Pulau Kodingareng Keke kembali sepi, berteman ombak
dan angin, sesekali melambai mengajak penikmat keindahan untuk datang
padanya..
Info:
1. Pulau Kodingareng Keke adalah salah satu dari 11 pulau yang masuk dalam wilayah di kota Makassar
2. Terletak di koordinat 05°6.35′43″S119°17.29′18″E
3. Akses menuju ke Pulau Kodingareng Keke bisa lewat dermaga kayu bangkoa, dermaga Benteng Panynyua atau via dermaga Paotere
4. Sewa perahu antara 400 ribu – 500 ribu /sekali jalan
5. Jarak pulau dengan dermaga Paotere sekitar 15 KM, dermaga Benteng Panynyua dan Kayu Bangkoa sekitar 13 KM
6. Di Pulau Kodingareng Keke tidak ada sumber air tawar, disarankan untuk membawa persediaan dari kota Makassar
7. Di Pulau Kodingareng Keke tidak ada resort, penginapan atau fasilitas lain kecuali beberapa bak sampah
No comments:
Post a Comment