Waktu kecil saya selalu berhayal punya rumah di
tengah-tengah sawah yang dikelilingi oleh sungai dan bukit. Setiap pelajaran
prakarya menggambar, saya selalu menggambar pemandangan yang menggambarkan
hayalan tersebut, sebuah pondok kecil di tengah sawah yang dikelilingi oleh
barisan bukit dan sungai kecil.
Hayalan masa kecil saya ternyata terwujud saat memasuki Kampung Berua di Desa Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.
Hayalan masa kecil saya ternyata terwujud saat memasuki Kampung Berua di Desa Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.
Kampung Berua adalah sebuah perkampungan yang terisolir,
karena letaknya jauh di tengah-tengah bukit-bukit batu di kawasan karst, di uj7ng utara desa Salenrang. Untuk
sampai ke sana hanya bisa diakses lewat sungai Pute dari Kampung
Rammang-rammang. Namun justru inilah keunikan Kampung Berua, karena letaknya
yang terisolir maka suasana pedesaan terasa sangat kental bila berada di sini,
jangan harap anda akan melihat atau bahkan mendengar suara kendaraan kecuali
suara deru mesin perahu yang sesekali melintas di sungai Pute. Damai, hanya
suara semilir angin yang sesekali ditimpali oleh kokok ayam dari salah satu
rumah warga, selebihnya? Biarkan hayalan anda terbang jauh..
Kampung Berua adalah sebuah perkampungan kecil, terhitung
hanya ada sekitar 13 rumah yang dikelilingi oleh sawah dan tambak serta
gugusan bukit batu kokoh di belakangnya yang seolah membentengi Kampung Berua
dari dunia luar.
Dermaga Rammang-rammang
Siang itu saya bertemu dengan Daeng Beta, beliau adalah
tokoh masyarakat di Kampung Berua. Berkat Dg. Beta Kampung Berua sedikit demi
sedikit mulai ditata, karena beliau mulai sadar bahwa kampung mereka adalah
asset yang menjadi daerah tujuan wisata, meski tak harus melibatkan pemerintah.
Sebuah podokan kecil lengkap dengan bale-bale terpasang rapi di tengah-tengah
tambak di bawah pohon kelapa, tak lupa Dg. Beta menyediakan sebuah tong sampah
yang dibuat dari bambu. Sementara di tepi sungai, Dg. Beta juga sudah membuat
dermaga kecil yang dirangkai dari beberapa batang bambu.
Menyusuri Sungai Pute
Berada di Kampung Berua itu seakan hanya bonus bagiku, petualangan
sebenarnya ada di saat perjalanan menuju ke Kampung Berua. Satu-satunya akses
menuju kampung tersebut adalah menyusuri sungai Salo’ Pute dari
Rammang-rammang. Dengan menyewa perahu warga yang biasanya menunggu di bawah
jembatan Rammang-rammang, anda akan dibawa berpetualang laksana di Halong Bay. Cukup
dengan menyewa perahu berkapasitas hingga 10 orang sebesar Rp. 150,000 sampai
Rp. 200,000 (tergantung nego). Mahal? Yap, mungkin sebagian orang akan bilang
ini mahal, tapi jangan langsung mengambil kesimpulan seperti itu, pertama
perjalanan melewati sungai Pute yang medannya berat karena kadang di tengah
sungai tiba-tiba ada batu yang muncul dari dasar air yang mungkin tak terlihat
oleh kita, belum lagi sungai yang berkelok-kelok, intinya untuk membawa perahu
menyusuri sungai Pute butuh pengalaman dan keterampilan yang ekstra! Alasan kedua,
tentu karena pemandangan yang disajikan selama perjalanan. Nah, setelah
melewati petualangan menyusuri sungai Pute dan berkeliling di Kampung Berua,
barulah anda akan berkesimpulan bahwa biaya tersebut sangatlah murah.
Damainya Kampung Berua
Kembali ke Kampung Berua, untuk melengkapi kunjungan di
sini, sebaiknya anda menginap, rasakan betapa damainya Kampung Berua. Memang di
Kampung Berua tidak ada resort, penginapan atau semacamnya, namun Dg. Beta bisa
menyediakan rumahnya atau rumah warga lain untuk menginap. Bisa juga anda bawa
perlengkapan camping, karena banyak tempat menarik untuk camping di sekitar
Kampung Berua. Nah bagi anda yang tidak bawa perlengkapan camping, bisa juga
menginap di bale-bale buatan Dg. Beta tepat di tengah-tengah tambak, masalah
biaya langsung nego dengan Dg. Beta, yang pasti sangat terjangkau.
Sore itu hujan rintik tiba-tiba datang saat saya menuju
dermaga di sungai Pute, seakan tau betapa beratnya saya beranjak dari Kampung
Berua, kampung yang bersahaja..
Info:
Butuh perahu, guide atau keperluan selama di Kampung Berua, boleh telpon ke Daeng Beta 082348519743
Makassar, 8 Januari 2014
No comments:
Post a Comment